Saturday, 23 January 2016

Yesus Menungguku Kembali (Lukas 15:11-24)

Di sebuah desa ada keluarga. Dalam keluarga itu ada ayah, ibu, dan 2 orang anak laki-laki. Kedua anak itu sudah cukup besar.

Anak yang pertama berkata kepada ayahnya, “Ayah, saya mau minta harta warisan yang menjadi bagian saya.”
“Buat apa?” kata ayahnya.
“Ayah tidak perlu tahu, yang penting berikan bagian saya.”
Ayahnya pun memberinya tanpa berpikir panjang.
Ada beberapa uang dan juga tanah milik ayahnya yang menjadi miliknya. Lalu anak ini menjual tanah yang menjadi bagiannya lalu pergi ke sebuah kota dan di sana anak itu menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang tidak benar.
Setelah uangnya habis, maka anak ini menderita kelaparan dan di kota itu ia menjadi pembantu di rumah orang, membersihkan rumah, member makan ternak (babi). Anak ini sungguh menderita.

Nah, adik-adik cerita ini hampir mirip dengan bacaan kita hari ini. Adik-adik tahu tidak kesalahan dari anak bungsu ini?
  1. Anak ini meminta harta waris sebelum ayahnya meninggal. Tradisi/kebiasaan orang-orang pada waktu itu, tidak boleh mengambil harta waris sebelum orang tua meninggal.
  2. Setelah anak ini menerima harta waris, lalu dia menjualnya. Sepertinya dia tidak menghargai pemberian ayahnya.
  3.  Dia meninggalkan ayahnya.

Pelanggaran yang dibuat oleh manusia ada akibatnya. Akibatnya adalah ketika anak ini jauh dari ayah, dia pun jauh dari kasih sayangnya. Hidupnya menderita dan menjijikkan.
Adik-adik, anak bungsu ini adalah gambaran dari diri kita. Kita sering memberontak kepada Tuhan. Kita meninggalkan Tuhan. Tidak menghargai-Nya saat ibadah (ribut) dan kita melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Tetapi adik-adik, ketika kita menyadari itu salah dan kembali kepada Tuhan, Tuhan menerima kita seperti ayah yang kita baca.
Ayah yang tadi dalam bacaan kita senantiasa menunggu kapan anak bungsunya kembali. Walaupun anaknya menyakitinya, tetapi ayahnya tetap mengasihi. Bahkan ayah tidak mengingat-ingat lagi dosa yang ia perbuat. Ayah tetap menerima dia sebagai anak. Demikianlah Tuhan kepada kita. Dia seperti ayah yang menunggu kapan kita kembali.

Adik-adik, dalam hidup kita, kita sering menyakiti hati Tuhan dengan berbuat yang tidak baik. Mari kita datang kepada Tuhan karena Dia senantiasa menunggu kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

Ayat hapalan 1 Yohanes 4:10

0 comments:

Post a Comment

 
;