Tema : Kesepuluh Tulah
Nats: : Keluaran 7-12
Adik-adik, bangsa Israel seperti yang diceritakan minggu lalu mereka
diperbudak dengan kejam oleh bangsa Mesir. Namun Tuhan mendengarkan seruan
mereka dan mengutus Musa hamba-Nya beserta Harun kakak Musa untuk melepaskan
Israel dari pebudakan Mesir.
Berita tentang pengutusan Musa tentu sudah tersiar sehingga
menimbulkan pengharapan baru yang berkobar-kobat di antara orang Ibrani yang
malang itu. Tuhan telah mendengar doa-doa mereka dan Ia hendak menyelamatkan mereka.
Namun apa yang terjadi esok harinya tidaklah seperti yang
diharapkan. Ketika Musa dan Harun bertemu Firaun, ternyata Firaun sama sekali
tidak berniat membiarkan mereka pergi.
“Siapa Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya? Aku tidak kenal
Tuhan itu!” kata Firaun.
“Beginilah firman Tuhan Allah Israel, “Biarkanlah umat-Ku pergi
untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun,” kata Harun (perjalanan itu
3 hari lamanya untuk mencapai padang gurun).
Ketika Musa dan Harun menjelaskan keinginan Allah, Firaun menjadi
sangat marah sekali. Permintaan apa itu? Budak-budak meminta libur sepanjang
pecan? Lucu! Kalau mereka berpikir bias dapat libur 1 pekan, mereka harus
diberi pekerjaan lebih berat!
Maka Firaun mengumumkan bahwa Israel tidak lagi diberi jerami untuk
membuat batu bata, melainkan mereka harus memungut jerami sendiri dan jumlah
batu bata yang dibuat tidak boleh kurang. Mendengar perintah ini, Israel
menjadi takut sekali. Bagaimana mungkin mereka harus membuat batu bata yang
sama sedangkan waktu mereka harus digunakan untuk mencari jerami? Para pemimpin
Israel mengeluh pada Firaun. Tetapi apa jawab Firaun? “Pemalas kamu! Itulah
sebabnya kamu berkata izinkan kami pergi mempersembahkan korban kepada Tuhan!”
Israel pun marah pada Musa dan Harun, mereka berkata, “Justru ini
lebih buruk dari yang sebelumnya!” Musa dan Harun pun sedih dan berlutut di
hadapan Tuhan, “Tuhan mengapa Kauperlakukan umat-Mu begitu bengis? Mengapa aku
yang Kauutus untuk berbicara pada Firaun?”
Jika Musa kecewa, maka Tuhan tidak. Tuhan tidak pernah kecewa. Ia
selalu tahu apa kehendak-Nya. Kata Tuhan, “Sekarang Engkau akan melihat, apa
yang akan Kulakukan pada Firaun, Dia akan dipaksa pleh tangan yang kuat untuk
membiarkan Israel pergi dari Mesir.”
Demikianlah Allah berjanji 7 kali lipat pada Musa, firman-Nya:
1.
Aku akan membebaskan kamu dari
kerja paksa orang Mesir
2.
Dan akan melepaskan kamu dari
perbudakan
3.
Aku akan menebus kamu
4.
Aku akan mengangkat kamu
menjadi umat-Ku
5.
Aku akan menjadi Allahmu
6.
Aku akan membawa kamu ke negeri
yang dengan sumpah telah Kujanjikan pada Abraham
7.
Aku akan memberikannya
kepada-Mu untuk menjadi milikmu
7 kali Tuhan berkata demikian, Aku akan… Aku akan … Aku akan …
Musa mempercayai-Nya, tetapi umat-Nya tidak. Ketika Musa
menyampaikannya pada Israel, mereka menolak karena mereka putus asa karena
perbudakan yang berat itu. Harapan mereka telah lenyap, namun sesungguhnya jam
kelepasan mereka sudah hampir tiba.
Beberapa hari kemudian Musa dan Harun menemui Firaun lagi. Begitu
melihat mereka, ia menuntut mereka untuk mengadakan mujizat untuk membuktikan
kuasa Allah mereka. Maka HArun melemparkan tongkatnya di depan Firaun yang
segera menjelma menjadi ular. Raja terkesan, tetapi ia tidak mengakui bahwa itu
pertanda Allah orang Ibrani. Dia mengganggap itu pekerjaan tukang sihir. Lalu
ia juga memanggil tukang sihir di Mesir dan mereka juga bisa berbuat hal yang
sama. Ular-ular itu untuk beberapa saat ada di sana. Ular Harun dan ular tukang
sihir. Untuk beberapa saat Musa dan Harun kelihatan sama seperti ahli sihir
itu. Namun kemudian, ular Harun tiba-tiba menyergap ular-ular tukang sihir yang
berkeliaran. Setelah habis ditelan, Harun menangkap ekor ularnya dan ular itu
kembali menjadi tongkat. Firaun tercengang, namun ia tetap mengeraskan hatinya
dan menolak melakukan permintaan Musa dan Harun.
Tulah I Air Menjadi Darah
Saat Firaun turun ke sungai
untuk mandi, ia bertemu Musa dan Harun di tepi sungai. Tentu Firaun jengkel
sekali melihat mereka. Harun mulai berseru dengan nyaring tentang firman Tuhan,
“Akulah Tuhan! Saat tongkat ini kupukulkan ke air yang di sungai Nil, air itu
akan berubah menjadi darah! Maka sekonyong-konyong terciumlah bau amis darah
dari sungai. Sungai memerah dan ikan-ikan mulai mengambang di air karena mereka
sudah mati. Pasti pemandangan sungai sangat mengerikan… Semua orang Mesir
pontang-panting mencari air dan menggali-gali karena air di sungai Nil tidak
lagi bisa diminum. Apakah Firaun mengizinkan Israel pergi? Tidak, ia berpaling.
Ia berpikir Musa dan Harun hanya melakukan sihir saja. Ia tidak akan
mendengarkan mereka dan membiarkan Israel pergi. Sungai itu membusuk selama 7
hari lamanya dan Firaun tetap tidak peduli.
Tulah II Katak
Seminggu kemudian, Musa kembali menghadap Firaun, menyampaikan
firman Allah kepadanya. Maka muncullah kata yang banyak sekali, berjuta-juta.
Katak-katak itu memenuhi seluruh Mesir, menyerbu istananya, dapurnya, semuanya.
Firaun menyuruh katak-katak itu dibunuh, tetapi semakin dibunuh semakin banyak
katak yang muncul, seperti tidak ada akhirnya. Mesir pun berteriak. Mereka tidak sanggup
menghadapi katak-katak itu dan meminta tulah itu dihentikan. Musa berjanji
bahwa katak itu lenyap dan memang lenyap. Namun saat keesokan harinya
katak-katak sudah lenyap, Firaun berkeras dan mengingkari perkataannya untuk
melepaskan Israel.
Tulah III Nyamuk
“Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah,” kata Tuhan
pada harun, “maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.” Maka
nyamuk-nyamuk itu mulai menggigit manusia dan binatang, bahkan ahli-ahli sihir
mencoba meniru Harun namun tidak bisa, mereka berkata, “Inilah tangan Tuhan,”
namun Firaun tetap saja berkeras hati.
Tulah IV Lalat Pikat
Esiknya, Musa dan Harun kembali menghadap Firaun dan menyampaikan
bahwa jika Firaun tetap berkeras hati, maka Tuhan akan mengirim tulah lalat
pikat. Namun kali ini akan ada perbedaan, Tuhan menaruh batas antara Mesir dan
tanah Gosyen di mana Israel tinggal. Demikianlah lalat-lalat itu menyerbu tanah
Mesir. Firaun kewalahan dan mengizinkan Israel pergi, tetapi harus mempersembahkan
korban di Mesir. Namun Musa menolah, “Kami harus ke gurun yang 3 hari jauhnya.”
“Baik,” kata Firaun dan Musa berdoa pada Tuhan utnuk menghentikan
tulah itu. Namun saat tulah itu berhenti, Firaun lagi-lagi ingkar…
Tulah V Penyakit Sampar pada Ternak
Aneh juga ya adik-adik, Mesir sudah beberapa kali mendapat hukuman
namun mereka belum bisa belajar melakukan yang benar. Maka Tuhan mendatangkan
beberapa kutuk lagi. Kali ini Tuhan menimpakan tulah penyakit sampar pada
ternak. Kutuk ini sangat mengerikan, ribuan ternak Mesir mati karenanya. Namin
tetap saja Firaun berkeras.
Tulah VI Barah
Peristiwa itu lalu disusul barah yang menimpa kulit. Kulit Firaun
juga ikut menggelembung… Bahkan ahli sihir dan hamba-hambanya juga ikut
menderita.
Tulah VII Hujan Es
Kejadian berikutnnya adalah badai es yang dahsyat disertai Guntur
dan petir. Kejadian seperti itu belum pernah menimpa Mesir, pohon dan tanaman
rontok binasa. Mesir luluh lantak namun Firaun tetap saja. Mesir menjadi hancur
akibat api dan es yang muncul dari langit.
Tulah VIII Belalang
Tuhan pun lalu menulahi Mesir dengan belalang-belalang yang memakan
habis semua tumbuhan di sana. Maka kehancuran dan kelaparanlah yang melanda
Mesir, seluruh tanaman hancur, tidak ada lagi yang tersisa. Firaun masih juga
keras hati.
Tulah IX Gelap Gulita
Mesir begitu ketakutan. Mereka bertanya-tanya, tulah apa lagi
kiranya yang akan menimpa mereka. Sementara mereka meraba-raba tentang
peristiwa apa yang terjadi, tiba-tiba gelap gulita meliputi seluruh negeri.
Alkitab mengatakan bahwa keadaan begitu gelap sehingga tidak ada seorang pun
yang dapat meninggalkan rumahnya. Semua orang sekarang ketakutan, bahkan juga
Firaun. Pada siang hari tidak ada matahari, tidak pula ada bulan dan bintang
pada malam hari. Begitu pekatnya kegelapan itu. Kejadian itu begitu mengerikan
sehingga tidak dapat lagi ditanggung. 3 hari lamanya gelap pekat itu meliputi
Mesir. Firaun pun menyuruh orang untuk memanggil Musa dan Harun. Mungkin,
adik-adik, suruhan Firaun itu pergi ke Gosyen memakai obor, namun sampai di
Gosyen mereka terkejut bahwa di Gosyen begitu terang-benderang, tidak seperti
di Mesir. Musa pun menghadap Firaun. Firaun berkata, “Pergilah! Beribadahlah
pada Tuhan!” Firaun sekali ini mau melepaskan seluruh Israel. Tapi Firaun bilang,
“Kambing domba tidak boleh ikut dan lembu sapi harus tinggal di Mesir,” kata
Firaun. Tetapi Musa tidak setuju. Semua milik Israel harus pergi menyembah
Allah!
Firaun marah sekali. Ia mengusir Musa dan berkata, “Awas! Jangan
sampai aku melihat mukamu lagi, saat aku melihatmu, engkau akan mati!” Musa pun
berkata, “Ya, tepat seperti ucapanmu! Aku tidak akan melihatmu lagi!” Kemudian
dengan marah sekali, Musa menyampaikan kepada raja bahwa masih ada 1 kutuk lagi
yang mengerikan akan menimpanya dan bangsanya.
Tulah X Anak Sulung Mati
Berkatalah Musa: Keluaran 11:4-8
Musa telah memperigatkan Firaun. Musa dan Harun juga telah melakukan
segala mujizat di depan Firaun. Tetapi hati Firaun tetap keras dan tidak
membiarkan Israel pergi ke Mesir.
Di tempat lain Israel telah mendengar berita bahwa mala mini adalah
malam kelepasan mereka. Penderitaan mereka akan segera berakhir.
Aplikasi
1.
Ketika kita dalam keadaan baik,
sehat, senang, carilah Tuhan. Apa lagi saat keadaan susah, mintalah pertolongan
Tuhan.
2.
Kalau kita percaya kepada Tuhan
dan menaruh harapan kita pada Tuhan, Tuhan akan selalu memelihara kita.
0 comments:
Post a Comment