Tuesday, 12 December 2017

Kesepuluh Tulah

Tema     : Kesepuluh Tulah
Nats:     : Keluaran 7-12

Adik-adik, bangsa Israel seperti yang diceritakan minggu lalu mereka diperbudak dengan kejam oleh bangsa Mesir. Namun Tuhan mendengarkan seruan mereka dan mengutus Musa hamba-Nya beserta Harun kakak Musa untuk melepaskan Israel dari pebudakan Mesir.

Berita tentang pengutusan Musa tentu sudah tersiar sehingga menimbulkan pengharapan baru yang berkobar-kobat di antara orang Ibrani yang malang itu. Tuhan telah mendengar doa-doa mereka dan Ia hendak menyelamatkan mereka.

Namun apa yang terjadi esok harinya tidaklah seperti yang diharapkan. Ketika Musa dan Harun bertemu Firaun, ternyata Firaun sama sekali tidak berniat membiarkan mereka pergi.
“Siapa Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya? Aku tidak kenal Tuhan itu!” kata Firaun.
“Beginilah firman Tuhan Allah Israel, “Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun,” kata Harun (perjalanan itu 3 hari lamanya untuk mencapai padang gurun).
Ketika Musa dan Harun menjelaskan keinginan Allah, Firaun menjadi sangat marah sekali. Permintaan apa itu? Budak-budak meminta libur sepanjang pecan? Lucu! Kalau mereka berpikir bias dapat libur 1 pekan, mereka harus diberi pekerjaan lebih berat!

Maka Firaun mengumumkan bahwa Israel tidak lagi diberi jerami untuk membuat batu bata, melainkan mereka harus memungut jerami sendiri dan jumlah batu bata yang dibuat tidak boleh kurang. Mendengar perintah ini, Israel menjadi takut sekali. Bagaimana mungkin mereka harus membuat batu bata yang sama sedangkan waktu mereka harus digunakan untuk mencari jerami? Para pemimpin Israel mengeluh pada Firaun. Tetapi apa jawab Firaun? “Pemalas kamu! Itulah sebabnya kamu berkata izinkan kami pergi mempersembahkan korban kepada Tuhan!”

Israel pun marah pada Musa dan Harun, mereka berkata, “Justru ini lebih buruk dari yang sebelumnya!” Musa dan Harun pun sedih dan berlutut di hadapan Tuhan, “Tuhan mengapa Kauperlakukan umat-Mu begitu bengis? Mengapa aku yang Kauutus untuk berbicara pada Firaun?”
Jika Musa kecewa, maka Tuhan tidak. Tuhan tidak pernah kecewa. Ia selalu tahu apa kehendak-Nya. Kata Tuhan, “Sekarang Engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan pada Firaun, Dia akan dipaksa pleh tangan yang kuat untuk membiarkan Israel pergi dari Mesir.”

Demikianlah Allah berjanji 7 kali lipat pada Musa, firman-Nya:
1.       Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir
2.       Dan akan melepaskan kamu dari perbudakan
3.       Aku akan menebus kamu
4.       Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku
5.       Aku akan menjadi Allahmu
6.       Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan pada Abraham
7.       Aku akan memberikannya kepada-Mu untuk menjadi milikmu

7 kali Tuhan berkata demikian, Aku akan… Aku akan … Aku akan …
Musa mempercayai-Nya, tetapi umat-Nya tidak. Ketika Musa menyampaikannya pada Israel, mereka menolak karena mereka putus asa karena perbudakan yang berat itu. Harapan mereka telah lenyap, namun sesungguhnya jam kelepasan mereka sudah hampir tiba.
Beberapa hari kemudian Musa dan Harun menemui Firaun lagi. Begitu melihat mereka, ia menuntut mereka untuk mengadakan mujizat untuk membuktikan kuasa Allah mereka. Maka HArun melemparkan tongkatnya di depan Firaun yang segera menjelma menjadi ular. Raja terkesan, tetapi ia tidak mengakui bahwa itu pertanda Allah orang Ibrani. Dia mengganggap itu pekerjaan tukang sihir. Lalu ia juga memanggil tukang sihir di Mesir dan mereka juga bisa berbuat hal yang sama. Ular-ular itu untuk beberapa saat ada di sana. Ular Harun dan ular tukang sihir. Untuk beberapa saat Musa dan Harun kelihatan sama seperti ahli sihir itu. Namun kemudian, ular Harun tiba-tiba menyergap ular-ular tukang sihir yang berkeliaran. Setelah habis ditelan, Harun menangkap ekor ularnya dan ular itu kembali menjadi tongkat. Firaun tercengang, namun ia tetap mengeraskan hatinya dan menolak melakukan permintaan Musa dan Harun.

Tulah I Air Menjadi Darah
 Saat Firaun turun ke sungai untuk mandi, ia bertemu Musa dan Harun di tepi sungai. Tentu Firaun jengkel sekali melihat mereka. Harun mulai berseru dengan nyaring tentang firman Tuhan, “Akulah Tuhan! Saat tongkat ini kupukulkan ke air yang di sungai Nil, air itu akan berubah menjadi darah! Maka sekonyong-konyong terciumlah bau amis darah dari sungai. Sungai memerah dan ikan-ikan mulai mengambang di air karena mereka sudah mati. Pasti pemandangan sungai sangat mengerikan… Semua orang Mesir pontang-panting mencari air dan menggali-gali karena air di sungai Nil tidak lagi bisa diminum. Apakah Firaun mengizinkan Israel pergi? Tidak, ia berpaling. Ia berpikir Musa dan Harun hanya melakukan sihir saja. Ia tidak akan mendengarkan mereka dan membiarkan Israel pergi. Sungai itu membusuk selama 7 hari lamanya dan Firaun tetap tidak peduli.

Tulah II Katak
Seminggu kemudian, Musa kembali menghadap Firaun, menyampaikan firman Allah kepadanya. Maka muncullah kata yang banyak sekali, berjuta-juta. Katak-katak itu memenuhi seluruh Mesir, menyerbu istananya, dapurnya, semuanya. Firaun menyuruh katak-katak itu dibunuh, tetapi semakin dibunuh semakin banyak katak yang muncul, seperti tidak ada akhirnya.  Mesir pun berteriak. Mereka tidak sanggup menghadapi katak-katak itu dan meminta tulah itu dihentikan. Musa berjanji bahwa katak itu lenyap dan memang lenyap. Namun saat keesokan harinya katak-katak sudah lenyap, Firaun berkeras dan mengingkari perkataannya untuk melepaskan Israel.

Tulah III Nyamuk
“Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah,” kata Tuhan pada harun, “maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.” Maka nyamuk-nyamuk itu mulai menggigit manusia dan binatang, bahkan ahli-ahli sihir mencoba meniru Harun namun tidak bisa, mereka berkata, “Inilah tangan Tuhan,” namun Firaun tetap saja berkeras hati.

Tulah IV Lalat Pikat
Esiknya, Musa dan Harun kembali menghadap Firaun dan menyampaikan bahwa jika Firaun tetap berkeras hati, maka Tuhan akan mengirim tulah lalat pikat. Namun kali ini akan ada perbedaan, Tuhan menaruh batas antara Mesir dan tanah Gosyen di mana Israel tinggal. Demikianlah lalat-lalat itu menyerbu tanah Mesir. Firaun kewalahan dan mengizinkan Israel pergi, tetapi harus mempersembahkan korban di Mesir. Namun Musa menolah, “Kami harus ke gurun yang 3 hari jauhnya.”
“Baik,” kata Firaun dan Musa berdoa pada Tuhan utnuk menghentikan tulah itu. Namun saat tulah itu berhenti, Firaun lagi-lagi ingkar…

Tulah V Penyakit Sampar pada Ternak
Aneh juga ya adik-adik, Mesir sudah beberapa kali mendapat hukuman namun mereka belum bisa belajar melakukan yang benar. Maka Tuhan mendatangkan beberapa kutuk lagi. Kali ini Tuhan menimpakan tulah penyakit sampar pada ternak. Kutuk ini sangat mengerikan, ribuan ternak Mesir mati karenanya. Namin tetap saja Firaun berkeras.

Tulah VI Barah
Peristiwa itu lalu disusul barah yang menimpa kulit. Kulit Firaun juga ikut menggelembung… Bahkan ahli sihir dan hamba-hambanya juga ikut menderita.

Tulah VII Hujan Es
Kejadian berikutnnya adalah badai es yang dahsyat disertai Guntur dan petir. Kejadian seperti itu belum pernah menimpa Mesir, pohon dan tanaman rontok binasa. Mesir luluh lantak namun Firaun tetap saja. Mesir menjadi hancur akibat api dan es yang muncul dari langit.

Tulah VIII Belalang
Tuhan pun lalu menulahi Mesir dengan belalang-belalang yang memakan habis semua tumbuhan di sana. Maka kehancuran dan kelaparanlah yang melanda Mesir, seluruh tanaman hancur, tidak ada lagi yang tersisa. Firaun masih juga keras hati.

Tulah IX Gelap Gulita
Mesir begitu ketakutan. Mereka bertanya-tanya, tulah apa lagi kiranya yang akan menimpa mereka. Sementara mereka meraba-raba tentang peristiwa apa yang terjadi, tiba-tiba gelap gulita meliputi seluruh negeri. Alkitab mengatakan bahwa keadaan begitu gelap sehingga tidak ada seorang pun yang dapat meninggalkan rumahnya. Semua orang sekarang ketakutan, bahkan juga Firaun. Pada siang hari tidak ada matahari, tidak pula ada bulan dan bintang pada malam hari. Begitu pekatnya kegelapan itu. Kejadian itu begitu mengerikan sehingga tidak dapat lagi ditanggung. 3 hari lamanya gelap pekat itu meliputi Mesir. Firaun pun menyuruh orang untuk memanggil Musa dan Harun. Mungkin, adik-adik, suruhan Firaun itu pergi ke Gosyen memakai obor, namun sampai di Gosyen mereka terkejut bahwa di Gosyen begitu terang-benderang, tidak seperti di Mesir. Musa pun menghadap Firaun. Firaun berkata, “Pergilah! Beribadahlah pada Tuhan!” Firaun sekali ini mau melepaskan seluruh Israel. Tapi Firaun bilang, “Kambing domba tidak boleh ikut dan lembu sapi harus tinggal di Mesir,” kata Firaun. Tetapi Musa tidak setuju. Semua milik Israel harus pergi menyembah Allah!

Firaun marah sekali. Ia mengusir Musa dan berkata, “Awas! Jangan sampai aku melihat mukamu lagi, saat aku melihatmu, engkau akan mati!” Musa pun berkata, “Ya, tepat seperti ucapanmu! Aku tidak akan melihatmu lagi!” Kemudian dengan marah sekali, Musa menyampaikan kepada raja bahwa masih ada 1 kutuk lagi yang mengerikan akan menimpanya dan bangsanya.

Tulah X Anak Sulung Mati
Berkatalah Musa: Keluaran 11:4-8
Musa telah memperigatkan Firaun. Musa dan Harun juga telah melakukan segala mujizat di depan Firaun. Tetapi hati Firaun tetap keras dan tidak membiarkan Israel pergi ke Mesir.
Di tempat lain Israel telah mendengar berita bahwa mala mini adalah malam kelepasan mereka. Penderitaan mereka akan segera berakhir.

Aplikasi
1.       Ketika kita dalam keadaan baik, sehat, senang, carilah Tuhan. Apa lagi saat keadaan susah, mintalah pertolongan Tuhan.
2.       Kalau kita percaya kepada Tuhan dan menaruh harapan kita pada Tuhan, Tuhan akan selalu memelihara kita.


0 comments:

Post a Comment

 
;